Monday, May 13, 2013

@dwitasaridwita(˘ڡ˘)



"Kamu pernah menjadi bagian hari-hariku"

"Aku sudah berharap lebih"

"Kuberikan sepenuhnya perhatianku untukmu, sayangnya semua hal itu seakan tak kaugubris"

"Semua telah berakhir"

"Perjuanganku terhenti karena aku merasa tak pantas lagi berada di sisimu"

"Sudah ada seseorang yang baru, yang nampaknya jauh lebih baik dan sempurna darpd aku. Tentu saja, jika dia tidak sempurna-kautak akan memilih dia menjadi satu-satunya bagimu"

"Apakah, kamu pernah menilik sedikit saja perasaanku?"

"Aku berusaha meyakini diriku bahwa semua sudah berakhir dan aku tak boleh lagi berharap terlalu jauh"

"Aku lelah. Itulah perasaanku. Sudah kaupaham? Belum. Tentu saja. Apa pedulimu padaku? Aku tak pernah ada dalam matamu, aku selalu tak punya tempat dalam hatimu"

"Sulit bagiku menerima kenyataan bahwa kamu yang begitu kucintai ternyata malah memilih pergi bersama yang lain"

"Aku mengingatmu sebagai sosok yang pernah hadir, meskipun tak pernah benar-benar tinggal"

"Tapi, aku hanya persinggahan. Tempatmu meletakkan segala kecemasan, lalu pergi tanpa janji untuk pulang"

"Semoga kautahu, aku berjuang, setiap hari untuk melupakanmu. Aku memaksa diriku agar membencimu, setiap hari"

"Bisakah kau bayangkan rasanya jadi orang yang setiap hari terluka, hanya karena ia tak tahu bagaimana perasaan orang yang mencintainya?"

"Bisakah kau bayangkan rasanya jadi aku yang setiap hari harus melihatmu dengannya?"

"Bisakah kaubayangkan rasanya jadi seseorang yang setiap hari menahan tangisnya agar tetap terlhat baik-baik saja?"

"Kamu tak bisa. Tentu saja. Kamu tidak perasa"

"Akhirnya, aku sampai di tahap ini"

"Menyerah adalah jawaban yang kupilih; meskipun sebenarnya aku masih ingin memperjuangkan kamu"

"Aku terpaksa berhenti karena tugasku untuk mencintaimu kini telah menjadi tugas barunya"

"Tentu saja kaupikir ini berlebihan karena kamu tak ada dalam posisiku, kamu tak merasakan sesaknya jadi aku"

"Mengetahui kautak memilihku adalah hal paling sulit yang bisa kumengerti"

"Aku dilarang menuntut ini itu. Aku hanya temanmu. Hanya temanmu. Temanmu!"

"Aku terpukul dg keputusan yang tak kausampaikan padaku, tapi pantaskah aku marah?"

"Aku tak pernah jadi siapa-siapa bagimu"

"Aku harus belajar tak peduli. Aku harus belajar memaafkan, juga merelakan"

No comments:

Post a Comment